BALIKPAPAN – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie menegaskan komitmennya untuk mempercepat tujuan nasional dalam urusan pembangunan pertanian. Demikian disampaikannya usai dilantik dan mendapatkan penunjukkan khusus sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Kalimantan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) oleh Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) HKTI Jenderal (Purn.) Dr Moeldoko di Ballroom Hotel Gran Senyiur, Balikpapan, Sabtu (29/9).
Diungkapkan Gubernur, penugasan khusus ini akan dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk menggerakkan dan memandirikan petani, khususnya petani di Kalimantan. “HKTI sebagai organisasi lingkungan kerukunan tani Indonesia, tentu ikut bertanggung jawab dalam upaya memberikan kontribusi untuk mensukseskan program-program pembangunan pertanian. Di mana, target utamanya adalah meningkatkan pendapatan petani, meningkatkan produksi pertanian Kalimantan. Dan, pada akhirnya mengentaskan petani kita dari kemiskinan sehingga petani kita mandiri dan sejahtera,” jelas Irianto.
Terkait upaya pengentasan kemiskinan dari sektor pertanian, Gubernur merasa perlunya upaya massif dan nyata dalam program pertanian di Kalimantan. “Mulai dari pemanfaatan lahan, pengembangan daerah pertanian baru, pembangunan dan pengembangan teknologi pertanian, pengembangan sarana-prasarana infrastruktur pertanian, juga pemberdayaan petani, khususnya petani muda,” ungkapnya.
Mengapa perlu pemberdayaan petani muda? “Sesuai statistik pertanian, jumlah petani di Indonesia itu, khususnya di Pulau Kalimantan semakin berkurang setiap tahunnya. Ini dikarenakan petani muda sudah semakin berkurang minatnya dalam bertani. Inilah yang menjadi sasaran awal program pengembangan pertanian di Kalimantan,” papar Irianto.
Seluruh program kerja tersebut, diupayakan Gubernur untuk dapat terealisasi hingga masa jabatannya sebagai Korwil Kalimantan HKTI berakhir di 2020. “Keyakinan saya ini, dikarenakan dari sebaran lahan sawah sekitar 4 juta hektare di Indonesia, potensi terbesarnya ada di Kalimantan. Ada sekitar 1,3 juta hektare lahan potensial di Kalimantan, meski sebagian besar ditutupi hutan. Ini sebuah berita baik dalam upaya pengembangan pertanian,” jelas Irianto.
Selain itu, Kalimantan juga dapat menjadi lumbung pangan baru bagi Indonesia. “Utamanya di kawasan perbatasan, lumbung pangan dapat direalisasikan disana. Potensinya, yakni perbatasan darat paling panjang di Indonesia, ada di Kalimantan. Dari Kalimantan Barat hingga Kaltara itu, ada 2.900 kilometer panjang batas darat. Di Kaltara sendiri ada 1.038 kilometer. Ini potensi besar untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian baru. Baik pertanian pangan maupun rempah,” tutur Irianto.(humas)