TANJUNG SELOR – Pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 12 miliar untuk menangani 2 titik longsor di jalan lingkar Pulau Sebatik. Salah satunya di ruas jalan Gunung Menangis, Desa Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat, Kabupaten Nunukan yang putus pada akhir 2018 lalu.
“Ada 2 dari 31 titik kerusakan jalan lingkar Pulau Sebatik yang menjadi prioritas untuk ditangani secepatnya oleh pemerintah, melalui BPJN (Balai Pelaksana Jalan Nasional) XII Balikpapan. Salah satunya, yang terparah dan kita tinjau hari ini (Selasa, 15/1),” kata Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie di sela kunjungan ke jalan yang sempat putus itu.
Saat tinjauan tersebut, Gubernur membawa serta kepala BPJN XII Balikpapan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera) Refly Ruddy Tangkere, dan kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPR-Perkim) Kaltara Suheriyatna. “Alhamdulillah jalan yang sempat putus ini, sudah bisa dilewati, meski hanya satu kendaraan secara bergantin,” kata Irianto yang dalam tinjauan tersebut di bawah guyuran hujan lumayan deras.
Saat di lokasi jalan longsor, diketahui sudah mendapatkan penanganan sementara dari Dinas PUPR bersama Satker terkait. Berupa penimbunan dan gorong-gorong, agar bisa dilewati segera.
Penanganan lebih lanjut, kata Gubernur bakal dibangun Jembatan Bailey. “Dari penjelasan kepala balai tadi, insya Allah, dalam 3 minggu ke depan jalan ini sudah dapat dilalui dengan lancar, meski bersifat sementara. Ini dengan adanya rencana pemasangan Jembatan Bailey yang dalam sepekan ke depan sudah tiba melalui Malinau,” urai Gubernur.
Sementara untuk jangka panjang, khusus untuk penanganan 2 titik longsor di jalan lingkar Pulau Sebatik yang mendapatkan prioritas, dari informasi yang diterima Gubernur melalui kepala BPJN XII Balikpapan telah dialokasikan dana sekitar Rp 12 miliar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Selain memperbaiki jalan yang rusak, juga kegiatan lain yang bertujuan untuk mencegah terjadi longsor. Kalau dilihat dari lokasinya, longsor terjadi karena adanya cuaca ekstrem (hujan deras, Red.) dan struktur tanah yang labil,” jelas Irianto. Dua titik yang diprioritaskan untuk diperbaiki tersebut, diharapkan mampu mengembalikan kelancaran arus transportasi dan perekonomian warga sekitar.(humas)