TANJUNG SELOR – Realisasi investasi di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), berdasarkan data yang diperoleh dari National Single Window for Investment (NSWI) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, pada periode 2014 hingga 2018 (memasuki awal 2019), menunjukkan angka yang positif. Untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai USD 703.704.000 (Rp 9,85 triliun, untuk nilai kurs sekitar Rp 14.000 per USD), sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 6.814.911.100.000 atau sekitar Rp 6,8 triliun. Sehingga ditotal nilai investasi yang terealisasi di Kaltara sejak 2014-2018 sebesar Rp 16,65 triliun.
Dijelaskan Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, dari data itu diketahui bahwa untuk PMA, sektor investasi yang paling dominan berasal dari bidang tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Di sektor ini, tercatat ada 76 proyek. Disusul sektor industri makanan dengan 70 proyek. Lalu, sektor listrik, gas dan air dengan 49 proyek. Sementara sektor pertambangan sendiri, hanya 16 proyek dengan nilai investasi USD 1.946,3 ribu.
Sedangkan di PMDN, investasi paling dominan berasal dari sektor perdagangan dan reparasi dengan 72 proyek, senilai USD 643.739,2 juta. Sektor investasi memang menjadi prioritas untuk dapat direalisasikan. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir, geliat investasi di sejumlah bidang menjadi perhatian. Utamanya, investasi bidang kelistrikan, industri dan lainnya. Ini akan menjadi penopang pembangunan Kaltara kedepan, kata Gubernur, baru-baru ini.
Secara total, lanjutnya, realisasi investasi PMA tercatat ada 245 proyek, sementara PMDN ada 229 proyek. Pemprov (Pemerintah Provinsi) Kaltara terus memacu munculnya investasi pada setiap sektor potensial yang ada. Kalau dilihat dari NSWI BKPM tersebut, pada PMA yang realisasi investasinya belum maksimal adalah sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi. Juga sektor perikanan. Sedangkan di PMDN, yang perlu dipacu, adalah investasi di sektor industri lainnya, industri karet dan plastik juga sektor kehutanan, paparnya.
Dilihat dari nilai realisasi yang terinput pada NSWI BKPM, pada PMA sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi nilainya mencapai USD 18.067,1 ribu untuk 1 proyek; dan sektor perikanan, 1 proyek senilai USD 0,0 ribu. Sedangkan di PMDN, untuk sektor industri karet dan plastik nilainya mencapai USD 141,0 juta untuk 1 proyek; sektor kehutanan USD 5.340,3 juta, dan sektor industri lainnya USD 980,0 juta. Pada input data NSWI, untuk PMA ada 12 sektor yang menjadi andalan. Sedangkan, PMDN ada 15 sektor yang masih menggeliat. (humas)