TARAKAN – Salah satu penggiat sejarah Kota Tarakan Abdul Salam menilai, bahwa saat ini masyarakat sudah cukup peka terhadap keberadaan situs-situs sejarah yang ada Kota Paguntaka (sebutan lain untuk kota Tarakan). Hal ini menurut Salam merupakan peningkatan dan perlu ada stimulan tambahan untuk masyarakat lainnya agar bisa menyukai dan memperhatikan situs-situs sejarah yang ada tersebut.
Salah satu bukti bahwa masyarakat Tarakan sudah peka terhadap sejarah yang ada yakni munculnya Komunitas Pecinta Sejarah Tarakan. Abdul Salam sendiri sudah bergabung secara resmi di dalam komunitas tersebut. Komunitas yang baru terbentuk sekitar satu tahunan ini memiliki banyak kegiatan, salah satunya kegiatan membantu Pemerintah khususnya Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait yang mengelola benda-benda peninggalan sejarah.
”Kalau kita bicara tupoksi, memang benar tupoksi pemerintah yang mengelola dan memelihara benda – benda peninggalan sejarah yang ada, dimana seperti yang bisa kita lihat di Rumah Bundar atau Museum sejarah perang dunia ke II Tarakan. Namun dalam hal ini, masyarakat juga memiliki peran penting apabila menemukan benda-benda bersejarah atau tinggal di dekat lokasi bersejarah, dimana masyakat bisa ikut menjaga kondisi benda atau lokasi peninggalan sejarah tersebut,” jelas Salam.
Salam menambahkan, bahwa tiga tahun lalu, ada kunjungan perwakilan pariwisata Belanda yang mengatakan, bahwa di Belanda ada terbentuk komunitas yang disebut dengan Komunitas Tarakan. Hal ini dikatakan bahwa Komunitas masyarakat tersebut memiliki ikatan emosional berdasarkan sejarah dari perang dunia yang terjadi.
”Menurut saya pribadi, dengan adanya komunitas-komunitas pecinta sejarah yang ada diluar negeri seperti ini menjadi peluang bagi Pemerintah Tarakan untuk menjadikan peninggalan-peninggalan sejarah sebagai destinasi wisata. Tentu hal ini bisa dimaksimalkan dengan keterlibatan penduduk Tarakan yang mengenal bahkan membantu pemerintah, untuk mengenalkan sejarah-sejarah yang ada di Bumi Paguntaka,” jelasnya. (RKZ/APP)