TANJUNG SELOR – Upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) ditanggapi serius. Pemerintah Provinsi (Pemprov) bersinergi dengan aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) serta Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam upaya tersebut. Bahkan, peringatan keras dikeluarkan pihak keamanan.
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kaltara Brigjen Pol. Indrajit menuturkan bahwa telah dikeluarkan maklumat mengenai larangan pembakaran hutan dan lahan di Kaltara pada Agustus lalu. “Semua upaya pembukaan lahan dan hutan lewat teknik pembakaran akan ditindak tegas aparat kepolisian. Ditindak secara hukum, tentunya,” kata Kapolda saat menghadiri video conference (Vicon) terkait penanganan kabut asap yang dilaksanakan Komando Daerah Militer (Kodam) VI/Mulawarman di Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0903/Tanjung Selor, Selasa (17/9).
Di kesempatan tersebut, Dandim 0903/Tanjung Selor Letkol Inf. Aswin Kartawiajaya melaporkan, terdapat 18 titik api di wilayah Bulungan. Tindak lanjutnya, berupa pemadaman yang melibatkan 100 personel TNI, 150 personel Polri, 1 personel BPBD kabupaten, 15 personel pemadam kebakaran (Damkar), 25 perwakilan perusahaan dan sekitar 75 perwakilan. “Sarana pendukung pemadaman, diantaranya mobil damkar 5 unit, 4 unit truk TNI-BPDB Kaltara, 4 unit truk tangki BPBD Bulungan, dan 5 unit truk perusahaan. Selain itu, pemadaman juga memakai pompa air gendong sebanyak 50 unit,” ungkap Aswin.
Dengan upaya tersebut, 94 hektare lahan terbakar berhasil dipadamkan. Itu tersebar di 5 kecamatan, yakni Tanjung Palas Timur, Tanjung Palas, Peso, Sekatak dan Sesayap. “Saat ini, masih ada wilayah yang sedang dalam penanggulangan yaitu Tanjung Palas Timur 6 titik (35 hektare), Tanjung Palas 2 titik (5 hektare), Peso 2 titik (4 hektare), Sekatak 1 titik (4 hektare), dan Sesayap 2 titik (6 hektare),” jelasnya.
Dilaporkan juga oleh kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltara H Mohammad Pandi, kabut asap yang menyelimuti sejumlah wilayah di Kaltara, sebagian besar disebabkan pembukaan lahan dengan cara membakar. “Ini biasa dilakukan di penghujung kemarau,” urai Pandi.
Atas hal itu, Pandi mengimbau kepada masyarakat juga pihak perusahaan untuk menghentikan pembakaran hutan dan lahan. “Sesuai data BMKG, pada hari ini terpantau 1 hotspot di Kaltara,” urainya.
Di tempat lain, kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltara Taupan Madjid mengungkapkan bahwa arus transportasi udara sempat terganggu oleh kabut asap. Bahkan beberapa bandara di Kaltara harus ditutup. “Hari ini (kemarin, Red.), penerbangan sudah on schedule namun sangat disarankan berangkat pagi atau malam,” tutup Taupan.(humas)