TANJUNG SELOR – Target produksi batubara di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada tahun 2019 sebanyak 8,395 juta ton hampir terealisasi. Hingga triwulan III tahun tahun ini, produksi batubara telah terealisasi sebesar 99,54 persen atau 8.356.529 ton. Semua produksi tersebut berasal dari 14 perusahaan tambang pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Kaltara.
Berdasarkan data dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara, 14 perusahaan tambang batubara tersebut tersebar di 4 kabupaten. Yakni 6 perusahaan di Kabupaten Bulungan, 3 perusahaan di Kabupaten Malinau, 3 perusahaan di Kabupaten Nunukan, dan 2 perusahaan di Kabupaten Tana Tidung (KTT).
Kepala Dinas Energi Sumber Daya (ESDM) Mineral, Ferdy Manurun Tanduklangi, didampingi Kepala Seksi Konservasi dan Produksi Mineral Dinas ESDM Kaltara, Zainal Arifin mengatakan, 14 perusahaan tambang tersebut telah mendapatkan kuotanya masing-masing. Rinciannya, 6 perusahaan di Bulungan sebanyak 2,5 juta ton, 3 perusahaan di Malinau sebanyak 3,84 juta ton, 3 perusahaan di Nunukan sebanyak 1 juta ton, dan 2 perusahaan di KTT sebanyak 1,055 juta ton batubara.
Untuk produksinya sendiri, Dinas ESDM Kaltara mewajibkan kepada perusahaan tambang untuk melaporkan hasil produksinya setiap bulannya. “Dalam realisasinya belum semua perusahaan tambang menyampaikan setiap bulannya. Namun dari Dinas ESDM Kaltara ada kegiatan pra rekonstruksi setiap tiga bulan sekali, kita minta data dari perusahaan termasuk penjualan. Untuk data per bulannya tetap kita mintakan,” jelas Ferdy.
Untuk produksinya, 6 perusahaan di Bulungan menghasilkan batubara sebanyak 1.932.828 ton, 3 perusahaan di Malinau sebanyak 4.800.685 ton, 3 perusahaan di Nunukan sebanyak 597.337 ton, dan 2 perusahaan di KTT sebanyak 1.025.679 ton.
Sedangkan penjualannya, sebanyak 8.669.211 ton batubara di Kaltara telah terjual. Rinciannya yaitu sebanyak 434.882 ton untuk penjualan dalam negeri dan 8.234.328 ton untuk penjualan luar negeri.
Ferdy menjelaskan, penjualan batubara sampai bulan September ini ada kelebihan sebanyak 312.682 ton dari realisasinya. “Di akhir tahun, perusahaan tambang punya yang namanya stock opname, sebagai cadangan tahun berikutnya. Jadi kelebihan penjualan itu diambil dari stock opname, sisa produksi tahun sebelumnya,” katanya. (humas)