TANJUNG SELOR – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) memproyeksikan pertumbuhan penduduk pada 2020 mencapai 768.505 jiwa. Ini berarti terjadi pertambahan penduduk sekitar 24 ribu jiwa dari 2019, yang mencapai 742.245 jiwa. Ini disampaikan Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie sesuai data proyeksi penduduk Provinsi Kaltara menurut kabupaten/kota yang dirilis BPS Kaltara per 19 November 2019.
Dari data tersebut, pertambahan penduduk tertinggi terjadi di Kota Tarakan yang diproyeksi mencapai 280.215 jiwa pada 2020. Disusul Kabupaten Nunukan, yang diproyeksi mencapai 218.513 jiwa. “Pertambahan penduduk ini, di satu sisi adalah sebuah potensi. Namun, apabila tak dikelola dengan baik maka akan menjadi sebuah persoalan pelik. Untuk itu, disamping penduduk yang bertambah, kualitas hidup penduduk pun menjadi perhatian pemerintah,” ucap Gubernur dalam sejumlah kesempatan.
Salah satu permasalahan yang menurut Irianto patut diperhatikan dari pertumbuhan penduduk tersebut, adalah tingkat pengangguran. Sesuai catatan BPS, jumlah angkatan kerja di Kaltara pada Agustus 2019 mencapai 349.157 orang, bertambah sebanyak 7.960 orang dibanding angkatan kerja Agustus 2018 (341.197 orang). Sementara jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2019 mencapai 333.777 orang, bertambah sebanyak 10.377 orang dibanding keadaan pada Agustus 2018 (323.400 orang).
Adapun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kaltara pada Agustus 2019 mencapai 4,40 persen atau sebanyak 15.380 orang, mengalami penurunan dibanding TPT Agustus 2018 yang sebesar 5,22 persen (17.797 orang). “BPS merilis bahwa pada Agustus 2019, penduduk umumnya bekerja pada lapangan usaha Pertanian sebesar 30,54 persen, berikutnya adalah perdagangan sebesar 15,41 persen dan Administrasi Pemerintah (O) sebesar 10,38 persen,” jelas Irianto.
Dari data tersebut, jumlah pengangguran pada Agustus 2019 mencapai 15.380 orang atau TPT mencapai 4,40 persen dari total angkatan kerja. Dimana, TPT tertinggi terdapat pada jenjang
SMA sebesar 5,89 persen (5.125 orang), diikuti jenjang SMP sebesar 5,85 persen (3.227orang)
dan TPT Terendah adalah jenjang SD ke bawah sebesar 2,74 persen (3.227 orang). “Untuk jenjang Diploma I, II dan III, TPT-nya mencapai 3,05 persen. Dan, jenjang perguruan tinggi atau universitas sebesar 3,82 persen,” urai Gubernur.
Sementara berdasarkan data jumlah penduduk yang bekerja dengan sesuai jenjang pendidikan, diketahui bahwa pendudukan dengan jenjang pendidikan SD ke bawah sebanyak 114.530 orang atau sebesar 34,31 persen telah bekerja. Lalu, untuk pendidikan SMP sebanyak 51.893 orang (15,55 persen), kemudian penduduk yang bekerja dengan pendidikan SMA sebanyak 81.925 orang (24,54 persen) dan SMK mencapai 321.824 orang (9,53 persen), serta penduduk yang bekerja dengan pendidikan tinggi pada jenjang Diploma sebanyak 12.519 orang (3,75 persen) dan jenjang Universitas sebanyak 41.086 orang (12,31 persen).(humas)