Oleh drg. Arief Rosyid
Tiap akhir pekan, saya terdesak untuk menyelesaikan satu tulisan tentang apapun. Terkait apa saja yang aktual, atau yang pernah melintas tapi belum sempat diabadikan.
Termasuk tema “Akhlak, Loyalitas, dan Team Work” ini adalah kata-kata pamungkas yang selalu terngiang-ngiang dalam kepalaku. Tidak cuma untuk menuliskannya, tapi dibanyak kesempatan di depan forum saya ikut menyampaikannya.
Saya tertarik untuk selalu mengulang penekanan Erick Thohir ini. Ketiga kata kunci inilah yang menjadi alasan kenapa ia selalu sukses menjalankan tiap amanah yang diembannya.
Cerita sukses sewaktu memimpin klub sepakbola internasional, klub basket, perusahaan media Mahaka, Republika, hingga yang teranyar di ajang prestisius Asian Games sebagai Ketua Panitia, juga Ketua TKN Jokowi-Amin, dan sekarang sebagai Menteri BUMN.
Dibanyak tulisan sebelumnya saya berkali-kali menyampaikan tentang akhlak. Bagaimana Indonesia yang dikelola dengan nir-akhlak, akan mengalami banyak kemunduran. Sebaliknya dengan akhlak, Indonesia akan seperti yang dibayangkan oleh Presiden Jokowi, sebagai Indonesia Maju.
Tak bosan mengutip hasil penelitian Scheherazade S Rehman dan Hossein Askari dari The George Washington University dengan judul “How Islamic are Islamic Country” yang dipublikasikan dalam Global Economy Journal (Berkeley Electronic Press, 2010), Indonesia berada diperingkat 140 dari 208 negara.
Merosotnya Indonesia sebagai negara penduduk Islam terbesar di dunia ini menegaskan bahwa praktik nilai-nilai keislaman kita tak jauh lebih baik dari negara-negara lain yang Islamnya hanya minoritas. Konon akhlak mulia atau integritaslah yang menjadi sebab terbesarnya.
Team Work dan Loyalitas
Selain akhlak, Erick Thohir juga selalu menyampaikan tentang pentingnya team work dan loyalitas. Kedua ini tentu saja menjadi syarat jika kita ingin menjadi ummat, bangsa, dan negara yang maju, Indonesia Maju.
Dibanyak cerita sukses tadi, saya ikut di dua yang terakhir. Membantunya di TKN dalam menggarap partisipasi kelompok milenial, dan dalam peran yang sama diminta agar mendorong partisipasi milenial BUMN sebesar-besarnya untuk bangsa dan negara.
Erick Thohir sangat memahami kapasitas masing-masing dari timnya, tak banyak kerja tim yang saling bersilangan atau tumpang tindih. Setidaknya pengelolaan organisasi dan kepemimpinan modern ini yang saya rasakan dalam dua cerita sukses di atas.
Yang terakhir tentu saja loyalitas, tak ada team work yang baik tanpa loyalitas. Loyalitas inilah yang mengeratkan satu sama lain, setelah itu tentu saja menggerakkan kita semua untuk mencapai tujuan yang sama.
Loyalitas kita bukan pada orang perorang, tapi pada bangsa dan negara. Dimana kemudi diarahkan untuk Indonesia Maju, maka sebagai generasi muda kita wajib berbaris menyukseskan agenda tersebut.
Masih banyak cerita Erick Thohir tentang ketiga kata kunci diatas, karena kewajiban jadi supir istri dan anak-anak kita lanjut kemudian. Happy weekend.