TANJUNG SELOR – Rerata daerah produksi udang di Tanah Air mengalami gonjangan harga. Harga udang di pasar domestik maupun pasar global sedang anjlok.
Guna mencari solusinya, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kaltara, berencana akan menggelar Focus Group Discussion (FGD) besok (20/2).
FGD nantinya akan melibatkan pengusaha importir yang bergerak di sektor perikanan guna mencari solusi jatuhnya harga udang. Tidak hanya itu, unsur terkait seperti Badan Pusat Statistik, dan Bank Indonesia Perwakilan Kaltara juga dilibatkan.
“Penurunannya murni pasar jadi sulit jika meminta solusi jangka pendek (minta dinaikan harganya) yang ada perlu memikirkan solusi jangka panjangnya soalnya kejadian akan terus berulang,”kata Kepala DKP Kaltara Amir Bakry saat dikonfirmasi, Selasa (18/2)
Sementara itu, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Kaltara menyatakan, jikalau penurunan serentak terjadi, bisa dipastikan karena faktor turunnya permintaan udang di luar negeri, khususnya di Jepang.
“Jepang bisa jadi menerapkan sertifikat pengelolaan lingkungan lestari seperti yang terjadi pada komoditas kelapa sawit. Sehingga kelapa sawit tidak bisa masuk ke Eropa, begitu juga dengan udang,” tutur Dhika Arya Kepala Unit Pengembangan Ekonomi KPw Bank Indonesia Kaltara.
Beberapa negara di jazirah Arab yang mulai memproduksi udang, juga disinyalir menjadi salah satu faktor. Selain itu, harga udang asal jazirah Arab relatif kompetitif. Sehingga peluang masuknya udang dari jazirah Arab ke Jepang terbuka lebar.
“Arab yang dulunya jadi konsumen sekarang jadi penghasil udang. Mereka juga punya visi tidak lagi bergantung minyak kan. Jikalau perekonomian mereka tidak tumbuh, berapa pun harga jual udangnya tetap dilepas,” ujarnya.
Jepang sebagai negara tujuan ekspor udang asal Indonesia juga disinyalir tengah melakukan diversifikasi pasar. Hal itu tentu mempengaruhi permintaan udang dalam negeri hingga menyebabkan harga di Tanah Air termasuk Kaltara menjadi anjlok.
“Selain karena faktor-faktor itu, mungkin ada outbreak-nya juga dengan Coronavirus,” tuturnya.(Hms/APP)