TANJUNG SELOR – Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalimantan Utara (Kaltara) Hj Rita Ratina Irianto mengajak semua pihak untuk turut peduli, dalam mengkampanyekan bahaya penyakit kanker dan upaya pencegahannya.
Demikian disampaikan Hj Rita saat menjadi narasumber dalam peringatan Hari Kanker se-Dunia di Gedung Gabungan Dinas, Rabu (27/03). “Masyarakat masih belum banyak yang memahami apa itu kanker. Untuk itu lah, diperlukan sosialisasi agar memberikan pengetahuan tentang kanker, serta upaya pencegahannya. Yang salah satunya, melalui pemeriksaan secara dini,” ungkapnya.
Hj Rita menyampaikan, bahwa selama ini PKK telah berperan aktif dalam mengampanyekan bahaya kanker, sekaligus melakukan deteksi dini. Sosialisasi dilakukan secara berjenjang mulai tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa/kelurahan hingga tingkat RW/RT. “Kami berharap, kampanye seperti ini juga dilaksanakan oleh organisasi-organisasi, perusahaan yang memperkerjakan wanita, supermarket dan sebagainya,” ungkap Hj Rita dalam kegiatan itu.
Disampaikan, peringatan Hari Kanker merupakan suatu momen untuk mengingatkan kita semua, tentang bahaya Kanker yang telah menjadi suatu penyakit yang penyebarannya sudah sangat global.
Menurut data globocan di 2018, terdapat 18,1 juta kasus baru di dunia, dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian. Karenanya, makna dari peringatan hari kanker sedunia ini penting, untuk menggalang seluruh masyarakat dunia bersama-sama melawan kanker. Karena setiap tahunnya terdapat 9,6 juta manusia meninggal akibat kanker. Di mana, 4 juta di antaranya meninggal premature, yaitu berusia 30 sampai 69 tahun.
Senada dengan Hj Rita, Asisten bidang Pemerintahan dan Kesra Setprov Kaltara, H Sanusi saat mewakili gubernur mengatakan, tema yang diangkat pada peringatan Hari Kanker se-Dunia tahun ini, yatu “Iam and I will”, relevan mewakili makna untuk mengajak semua pihak terkait menjalankan perannya dalam mengurangi beban akibat penyakit kanker.
Sanusi menjelaskan, di Indonesia, angka kejadian penyakit kanker sendiri cukup besar dan berada pada urutan kedelapan di Asia Tenggara. Dengan angka kejadian tertinggi untuk laki-laki adalah kanker paru dan perempuan adalah kanker payudara.
Termasuk di Provinsi Kaltara, penyebaran penyakit kanker cukup mengkhawatirkan. Menurut data dari RSUD Tarakan, kanker payudara menjadi penyakit dengan pasien terbanyak di tahun 2016 dengan jumlah 58 kasus dan tahun 2017 dengan jumlah 31 kasus. Menyusul dengan kanker leher rahim dan kanker hati. Bahkan di tahun 2018 kanker leher rahim menjadi kasus tertinggi yang ditangani oleh RSUD Kota Tarakan. “Kita harus menyadari perlu adanya upaya masif yang dilakukan oleh semua pihak dalam meningkatkan kesadaran dan tanggap atas kanker ini. Bukan hanya semata menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga seluruh aspek masyarakat,” ujarnya. (humas)