Cerahnews.com, Tarakan – Ratusan massa beraliansi dalam Forum Satu Bumi Kaltara berunjuk rasa memperingati Hari Anti Tambang di depan Grand Tarakan Mall (GTM) jalan Yos Sudarso, Tarakan, Rabu (30/5/2018) sore.
Aksi unjuk rasa oleh Forum Satu Bumi Kaltara menyikapi sejumlah permasalahan pertambangan di Kalimantan Utara.
Juru bicara aksi, Krisna mengatakan unjuk rasa yang digelarnya untuk menyikapi dan menyampaikan beberapa tuntutan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Dalam orasinya, ada 6 tuntutan yang harus diselesaikan oleh pihak Pemerintah yaitu mencabut izin-izin perusahaan tambang yang bermasalah, memberikan sanksi kepada perusahaan yang tidak taat hukum, memulihkan sungai-sungai yang tercemar, tidak mengeluarkan izin pertambangan yang baru, menagih piutang PNBP, jaminan pasca tambang dan jaminan reklamasi yang belum dibayar oleh perusahaan tambang, dan terakhir mengembalikan lahan bekas konsesi tambang ke masyarakat.
“Diusia Kaltara yg ke 5 tahun ini, kami mencatat sebanyak 95 izin usaha pertambangan (IUP) yang telah dikeluarkan oleh Kepala Daerah, dan banyak yang menyisakan masalah,” ungkap Krisna kepada Cerahnews.com usai unjuk rasa.
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Kaltara harus belajar dari pengalaman Provinsi induknya, Kalimantan Timur (Kaltim) dalam menyikapi dan mengelola potensi sumber daya alam di Kaltara.
Di Kaltim, lanjutnya, ada 1181 izin pertambangan yang dikeluarkan Pemerintahnya, dampaknya adalah sebanyak 63 lubang bekas tambang yang tidak ditutup kembali, tercatat 28 anak menjadi korban meninggal dunia, merusak sumber air, membabat hutan hingga menghilangkan lahan perkebunan dan pertanian masyarakat.
Setelah memulai aksinya di depan GTM, jalan Yos Sudarso, massa demontrasi melakukan long march menuju Kantor Penghubung Pemerintah Provinsi Kaltara di jalan Mulawarman.
“Tuntutan ini kami serahkan kepada Bapak Aripuddin Kepala Kantor Perhubungan Pemprov untuk disampaikan kepada Gubernur Kaltara,” kata Krisna.
Ditempat terpisah, di Kantor Perhubungan Pemprov Kaltara, Aripuddin membetulkan telah meneriman aspirasi dari pengunjuk rasa.
“Aspirasinya kami tampung dulu, besok kami akan ke Tanjung Selor untuk menyampaikan kepada Pemprov,” kata Aripuddin.
Selain berorasi, aksi long march menarik perhatian masyarakat pengguna jalan kala menyaksikan teatrikal dari massa pengunjuk rasa. (yus/dna).