MALINAU – Didampingi Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Brigjend Pol Indrajit dan Ketua (Sementara) DPRD Kaltara Norhayati Andris, Gubernur Dr H Irianto Lambrie menghadiri, sekaligus membuka Musyawarah Besar (Mubes) VI Persekutuan Dayak Lundayeh dan Festival Seni Budaya Dayak Kalimantan di Desa Pulau Sapi, Kecamatan Mentarang, Kabupaten Malinau, Rabu (25/09). Turut hadir juga dalam acara ini, Bupati Malinau Yansen TP yang sekaligus ketua umum lembaga adat Dayak Lundayeh dan Bupati Nunukan Hj Asmin Laura Hafid.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, saya mengucapkan selamat atas penyelenggaraan Mubes ini,” ucap Gubernur mengawali sambutan pada acara pembukaan Mubes di Balai Adat Dayak Lundayeh, Desa Wisata Pulau Sapi.
Keberadaan masyarakat Lundayeh, sebut Irianto, tidak dipungkiri telah banyak berkontribusi terhadap bangsa. Begitu pun untuk pembangunan daerah di Kalimantan Utara. Utamanya dalam perannya membangun Sumber Daya Manusia (SDM). “SDM masyarakat Dayak Lundayeh layak diperhitungkan. Banyak posisi-posisi strategis yang dipegang oleh figur dari Dayak Lundayeh. Baik di akademisi, pemerintahan maupun lembaga-lembaga lainnya,” kata Irianto.
Masyarakat Dayak Lundayeh, lanjutnya, memiliki karakter yang bagus. “Bukan bermaksud memuji terlalu tinggi, saya ingin sebutkan tiga kata yang pantas diberikan kepada masyarakat Dayak Lundayeh. Yaitu, hebat, salut dan bangga,” sebutnya.
Melalui Mubes Dayak Lundayeh ini, menurut Gubernur, menggambarkan kualitas masyarakat yang sudah cukup mapan. “Saya yakin, masyarakat Lundayeh, dan juga warga lainnya yang ada di Kalimantan Utara memiliki semangat gotong royong yang tingi, ikhlas, dan penuh toleransi. Atas sikap ini lah, Kaltara bisa menjadi hebat,” tandasnya.
Gubernur mengatakan, juga sangat sependapat dengan tema yang diusung dalam Mubes Dayak Lundayeh kali ini. Sebagai dari rakyat Indonesia, tegasnya, kita semua harus bangga, bangga sebagai bagian bangsa Indonesia, yang berada di garda terdepan perbatasan negara. “Kita semua menyadari, bahwa tantangan ke depan akan semakin berat. Namun kita tetap harus optimis, semangat untuk maju. Dengan optimis dan semangat, yang disertai dengan niat yang tulus, seberat apapun tantangan akan mampu kita hadapi,” ujarnya.
“Dan itulah yang sudah kita lakukan selama ini. Sebagai provinsi baru yang memiliki tantangan berat, Kaltara mampu bergerak cepat untuk maju sejajar provinsi lain, bahkan dapat melampaui,” lanjut Irianto.
Dikatakan, banyak indikator yang menunjukkan keberhasilan pembangunan Kaltara selama ini. Salah satunya adalah turunnya angka kemiskinan. Dari sebelum ada Kaltara, pada 2013 angka kemiskinan mencapai 11 persen. Sementara, sesuai informasi dari data BPS, angka kemiskinan di Kaltara sekarang tinggal sekitar 6,3 persen. Ini juga karena keberhasilan beberapa program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan. Seperti di antaranya, bantuan rehab rumah warga kurang mampu, juga pemberian bantuan-bantuan lainnya.
“Ini juga tercapai atas kerjasama dan sinergitas yang baik antara pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, serta dengan pusat. Juga tidak terlepas dari semangat kita yang menginginkan kemajuan di Kaltara,” kata Gubernur.
Di sisi lain, kata Irianto, pembenahan infrastruktur terus kita lakukan. Tak terkecuali infrastruktur di wilayah perbatasan. Di samping itu, diikuti juga dengan peningkatan kualitas SDM, sebagai kesiapan kita untuk menjadikan Kaltara yang berdaya saing.
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga mengaku terkesan dengan pagelaran budaya Dayak Lundayeh yang merupakan bagian tak terpisahkan dalam membangun bangsa, harus mampu memberi kontribusi bagi bangsa dan negara.
Gubernur mengajak, masyarakat Dayak Lundayeh terus mampu berbenah diri, karenanya amanah Bhineka Tunggal Ika harus dipegang teguh. “Kita patut bersyukur juga, karena pada kegiatan Mubes ini turut hadir seluruh masyarakat Lundayeh dari berbagai daerah. Bahkan ada yang dari Negara Bagian Sarawak, Sabah dan Brunei Darussalam,” kata Irianto.
“Sekali lagi, saya ucapkan selamat. Selamat bermusyawarah, semoga bisa menghasilkan putusan yang terbaik untuk kemajuan Bangsa Indonesia, dan terutama untuk Kaltara terdepan,” imbuh Gubernur yang juga telah mendapatkan kehormatan dari kepala adat besar Dayak Lundayeh di Krayan dengan nama “Pun Pudut Bawang”. Yaitu bapak pelopor pembangunan. (humas)