TANJUNG SELOR – Meski secara nasional mengalami peningkatan. Di Kaltara, kekerasan terhadap perempuan mengalami penurunan. Kepala Bidang Perlindungan Hak Perempuan dan Anak Dinas Perlindungan Perempuan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) Kaltara, Arsanah menyebutkan, hingga September 2019 kasus kekerasan terhadap perempuan sebanyak 135 kasus.
“Tentu hal ini bebeda dengan tahun 2018 yakni sebanyak 242 kasus,”sebut Arsanah.
Arsanah mengungkapkan, belakangan ini banyak penyebab atau pendorong sehingga kekerasan terhadap perempuan dan anak terus meningkat misalnya faktor pergaulan dan lingkungan faktor kontrol keluarga dan sosial yang kurang, dan penggunaan gadget tidak terkontrol serta gaya hidup yang tinggi.
“Beberapa waktu yang lalu kita mendengar kasus anak sekolah yang mempromosikan diri sendiri secara komersial di media sosial ada juga yang melalui mucikari,” katanya.
Pemerintah melalui DP3P2KB terus melakukan pendampingan terhadap korban kekerasan. Ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa percaya diri korban serta kemampuannya untuk kembali ke lingkungan sosialnya.
“Ada beberapa anak yang kami ada titipkan ke beberapa pesantren dengan didampingi psikolog untuk direhabilitasi,”jelasnya. (humas)