TANJUNG SELOR – Masyarakat Kalimantan Utara (Kaltara) diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan memprioritaskan upaya pengurangan resiko bencana dengan terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh. Ini dimulai dari tahap prabencana, saat bencana, sampai pascabencana. “Kita harus terbiasa dengan konsep ‘early warning’ atau tanggap lebih dini agar dapat memberikan respon awal sebelum kejadian sehingga mengurangi dampak dan resiko bencana,” kata Asisten I Bidang Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Provinsi (Setprov) Kaltara, Sanusi saat membuka Pelatihan Dasar Baznas Tanggap Bencana sekaligus peletakan batu pertama pembangunan asrama putra Sekolah Cendikia Baznas di Desa Ardi Mulyo, Tanjung Palas Utara, Senin (7/10).
Diungkapkan Sanusi, bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat. Baik yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis. bencana bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. “Pemerintah berharap melalui pelatihan ini, Relawan Baznas dapat menjadi duta-duta untuk mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana caranya menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Selain itu, sebagai mitra Pemprov Kaltara, Relawan Baznas harus mampu dan siap memberikan bantuan kemanusiaan pada daerah rawan bencana,” jelas Sanusi.
Lebih jauh lagi, pengetahuan ini dapat ditularkan kepada masyarakat lainnya sehingga pada saat bencana, masyarakat dapat berperan dalam memberikan informasi kejadian bencana ke BPBD atau instansi terkait. “Dengan begitu, instansi terkait mampu melakukan evakuasi mandiri, kaji cepat dampak bencana serta berpartisipasi dalam respon tanggap darurat sesuai bidang keahliannya masing-masing,” tutupnya.(humas)