SEBATIK – Peringatan Hari Santri Nasional ke-3/2019, sedianya mampu dimaknai sebagai upaya memperkokoh ikatan segenap umat beragama agar saling berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang bermartabat, berkemajuan, berkesejahteraan, berkemakmuran, dan berkeadilan. Demikian diungkapkan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Provinsi (Setprov) Kalimantan Utara (Kaltara), Sanusi saat mewakili Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie sebagai inspektur upacara (Irup) peringatan Hari Santri Nasional tingkat Provinsi Kaltara di Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kamis (17/10).
Pada peringatan tahun ini, tema yang diangkat adalah mewujudkan santri Indonesia untuk perdamaian dunia, dan Sebatik menuju pulau santri. “Peringatan Hari Santri Nasional merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Indonesia No. 22/2015, tentang Hari Santri Tanggal 22 Oktober 2015,” kata Sanusi.
Dalam upaya tersebut, diperlukan pula sumber daya manusia (SDM) santri yang mumpuni. Salah satu cara untuk mendapatkan SDM yang berkualitas adalah dengan pendidikan. Diantaranya, dengan model pendidikan yang berorientasi pada aspek spiritual. “Diakui atau tidak, pesantren telah banyak menghasilkan alumni SDM yang cerdas dan berkualitas. Bahkan melahirkan banyak pemimpin bagi bangsa Indonesia,” jelasnya.
Sementara itu, terkait dengan pengembangan Pulau Sebatik sebagai pulau santri, salah satu pertimbangan yang utama adalah keberadaan pulau ini yang berbatasan langsung dengan Tawau, Sabah, Malaysia. “Sebatik memiliki potensi untuk terus dikembangkan sebagai “wajah luar” dari negara Indonesia. Dengan begitu diharapkan dapat mengangkat citra Indonesia di mata negara tetangga dengan nilai-nilai ke-Indonesiaan yang moralis dan berkeadaban,” tutupnya.(humas)