TARAKAN – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie menyebutkan, siapapun dan di masa apapun dapat menjadi pahlawan. Sepanjang dia mampu memenuhi definisi pahlawan itu sendiri. “Pahlawan, adalah orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran; atau pejuang yang gagah berani. Dari definisi itu, siapa dan di masa apapun kita, dapat menjadi pahlawan,” kata Irianto saat menjadi narasumber pada Respons Kaltara (ResKal) edisi khusus “Pahlawan di Mata Pemuda” di auditorium lantai 4 Rektorat UBT, Kamis (7/11) siang.
Seorang pahlawan pun harus mampu meninggalkan catatan penting yang dititipkan kepada generasi masa kini. Entah sebagai pengisi pengetahuan, atau dijadikan bahan rujukan serta pengalaman untuk berbuat di masa kini dan mendatang. “Bangsa Indonesia memiliki pahlawan yang cukup banyak. Dari pahlawan, juga banyak catatan penting yang dititipkan kepada generasi masa kini,” jelas Gubernur.
Sebagai pahlawan atau tidak, sedianya manusia harus memahami apa yang diperbuatnya bertujuan akhir untuk kebaikan. Baik untuk diri sendiri maupun orang lain. “Allah SWT membagi waktu dalam 3 bagian. Yakni, masa lalu, sekarang dan masa depan. Masa depan yang terpenting untuk disiapkan oleh anak-anak dan generasi muda. Dan, itu menjadi tanggung jawab orang-orang yang hidup di masa kini. Hanya saja, terkadang orang malas belajar dari pengalaman hidup orang di masa lalu. Dari itu, sebagai seorang orangtua, khususnya ibu berperan besar untuk menciptakan generasi muda berkualitas. Karena, sesungguhnya manusia yang baik, adalah manusia yang bermanfaat sebesar-besarnya bagi orang lain. Sementara, bagi seorang ayah harus membuktikan bahwa mampu mendidik anaknya untuk hidup lebih baik kedepan,” beber Irianto.
Guna meraih capaian tersebut, maka semuanya harus kembali kepada nilai-nilai agama. “Hal terpenting lainnya, jangan pernah membeda-bedakan kasih sayang bagi anak-anak kita. Dukungan pilihan mereka, selama itu berujung kepada kebaikan. Baik pendidikan, pekerjaan maupun jodohnya,” ucap Gubernur.
Di kesempatan itu, Irianto juga mengisahkan dirinya yang pernah aktif sebagai aktivis, tepatnya di KNPI. Menurutnya, dengan pengalaman yang ada, networking adalah yang terpenting. “Berdasarkan hasil penelitian Bank Dunia, ada 4 kesimpulan penting yang sangat bermanfaat untuk menghadapi kehidupan kedepan. Pertama, ditentukan oleh kemampuan berinovasi dan berkreativitas (40 persen), kedua membangun networking (30 persen), ketiga kemampuan menggunakan dan menciptakan teknologi (20 persen), dan keempat kekayaan sumber daya alam (10 persen),” papar Gubernur. Berbekal penelitian tersebut, Irianto sangat berharap generasi muda masa kini dapat lebih kreatif dan inovatif serta melakukan tindakan dan kerja nyata, agar Kaltara lebih sejahtera dan bersatu untuk kejayaan Indonesia.
Serangkaian dengan Respons Kaltara edisi Khusus, Gubernur juga menyempatkan diri untuk menyeduh kopi di sela kegiatan Kaltara Menyeduh yang berlangsung di auditorium lantai 1 Rektorat UBT. Irianto tampak tidak canggung, meski sesekali mendengar instruksi dari panitia kegiatan yang rata-rata sudah memahami cara menyeduh kopi dengan baik.(humas)