Disdikbud Tarakan Akan Tetap Berupaya Lengkapi Lab Komputer di Setiap Sekolah
TARAKAN – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tarakan, Tajuddin Tuwo mengatakan, meskipun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan ditiadakan pada tahun ini dan Ujian Nasional akan dihapus pada tahun 2021 mendatang, Namun pihaknya akan tetap berupaya melengkapi lab komputer di setiap Sekolah yang ada, mengingat hingga kini ada sejumlah sekolah yang jumlah unit komputernya masih mengalami kekurangan.
Tajuddin Tuwo menjelaskan, UN Dijadwalkan oleh Kemendikbud akan berakhir pada tahun ini khususnya di bulan April pada saat pelaksanaan UN tingkat SD, SMP, SMA/SMK.
seperti yang disampaikan oleh Kemendikbud, Nadiem Makarim memastikan USBN tidak akan diberlakukan lagi mulai 2020. Mendikbud Nadiem menyebut USBN nantinya akan diganti dengan ujian sekolah. “USBN-lah yang tidak ada lagi 2020 dan itu berubah menjadi ujian sekolah. Artinya diselenggarakan 100 persen kedaulatan itu oleh sekolah. Tapi mengikuti standar nasional,” kata Nadiem di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019)
Meskipun Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dikembalikan ke Ujian Sekolah (US) masing-masing sekolah. Tajuddin yakin, ujian para pelajar nantinya juga akan tetap menggunakan komputer, selain lebih mudah, lebih cepat juga lebih efisien.
‘’Ya meskipun tahun 2021 nanti sudah tidak ada USBN, setiap sekolah tentu masih akan mempertahankan mekanisme pengerjaan soal uian yang lama yakni dengan menggunakan media Personal Computer (PC). Karena memang dengan metode ini kita tidak perlu lagi mengeluarkan biaya banyak untuk membeli kertas. Karena alasan ini juga, kita berupaya agar bisa sesegera mungkin melakukan survei, sekolah mana yang perlu untuk dilengkapi unit computer,’’ jelas Tajuddin.
Menanggapi tentang digantinya USBN menjadi US, Tajuddin mengatakan, bahwa memang banyak mendengar keluhan guru pengajar karena soal-soal ujian yang di ujikan di USBN, jauh berbeda dengan soal-soal yang diajarkan di sekolah sehari-harinnya, mengingat soal USBN memang dibuat langsung oleh Kemendikbud.
Karena itu, dinilai Tajuddin, bahwa kembali ke Ujian Sekolah (US )merupakan terobosan yang positif, karena pembuatan soal-soal ujian nantinya akan diserahkan langsung oleh pihak sekolah.
‘’ Ya memang tidak hanya guru pengajar di Tarakan saja yang mengeluh terkait UN dan USBN, namun juga sebagian besar di daerah lain juga begitu. Nah, dengan Ujian Sekolah (US) tentu guru pengajar sudah bisa dengan maksimal memberikan pelajaran ke siswa mereka, nantinya, apa yang diajarkan tersebut akan keluar di soal-soal ujian, karena yang membuat soal-soal ujian yakni para guru pengajar dan pihak sekolah lainnya yang terlibat,’’ papar Tajuddin. (RKZ/APP)