Diungkapkan Gubernur, pernyataan diatas merupakan salah satu arahan Presiden yang juga diamininya. “Harus kita akui bahwa ekspansi jaringan internet semakin merajalela, hingga berdampak pak naiknya penggunaan media sosial. Tercatat, berdasarkan data Kemenkominfo, pada dekade terakhir ini ada 143,62 juta pengguna internet. Dimana, 87 persen diantaranya adalah pengguna media sosial.
Pun demikian, saya sepakat dengan pernyataan Pak Presiden yang meyakini bahwa media arus utama masih tetap lebih dipercaya ketimbang media sosial,” ungkap Irianto.
Pada era digital saat ini, yang dicirikan dengan perkembangan massif media sosial, harus menjadikan insan media arus utama menjadi rumah penjernih informasi, dan berperan sebagai communication of home. “Peran media juga sangat penting, termasuk bagi Provinsi Kaltara. Utamanya, peran implikasi media dalam pemberian informasi pasca kebenaran dan pasca fakta. Untuk itu, saya mengingatkan bahwa media arus utama mendapatkan tantangan sekaligus tuntutan untuk terus mencari kebenaran dan menyebarkan optimisme,” papar Gubernur.
Lewat media arus utama, masyarakat harus mendapatkan informasi yang jelas serta mampu mengajak masyarakat untuk berjuang bersama membangun daerah dan bangsa. “Sejurus dengan itu, pemerintah akan aktif membangun will information society. Disini, media diharapkan dapat menjadi amplifier mengenai upaya yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan yang dilakukan, maupun yang direncanakan,” jelas Irianto.
Gubernur pun mengajak seluruh insan pers untuk terus memperteguh jatidiri sebagai penyedia informasi yang benar bagi masyarakat. Sekaligus, berperan sebagai kontrol sosial serta pemberi kritik yang konstruktif. “Pastinya, pemerintah akan terus berupaya menjamin kebebasan pers. Terutama, bagi pers yang beretika, bertatakrama dan memenuhi UU Pers dan Penyiaran,” urai Gubernur.
Disamping itu, Gubernur juga setuju dengan pernyataan Ketua Dewan Pers Indonesia Yosep Adi Prasetyo yang menyatakan bahwa hoaks adalah musuh media arus utama. Hoaks berdampak buruk pada kehidupan, di berbagai lini kehidupan. Apalagi di masa-masa demam politik, seperti saat ini. “Dari itu, setiap wartawan harus bersifat independen, objektif dan benar. Pers Indonesia harus jadi pengawas yang adil,” kata Gubernur.
Di sela kegiatan, Gubernur juga sempat bertemu dengan Juru Bicara (Jubir) Mahkamah Agung (MA) Hakim Agung Andi Samsan Nganro, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, pendiri media group Surya Paloh, Gubernur Jatim Soekarwo dan tamu lainnya.(humas)