Mayjen TNI Subiyanto: Harap Kerjasama dan Latma INDOMALPHI terus berlanjut
TARAKAN – Anggota ISIS yang berada di Pulau Samara, yang terletak di antara perbatasan Indonesia, Malaysia dan philipina, kembali melakukan aksi penyanderaan. Kelompok Teroris yang menamakan diri sebagai Preman Nakarat, yang dipimpin oleh Ali Jagat, berhasil menculik dan menyandera delapan orang peneliti yang berasal dari Indonesia, Malaysia dan Philipina.
Kedelapan orang tersebut diculik dan disandera pada saat sedang melakukan penelitian kandungan minyak dan gas di pantai pulau samara.
Kelompok teroris meminta tebusan sebesar 5 juta dollar untuk pembebasan sandera, jika tidak para sandera akan dibunuh.
”Operasi pembebasan sandera dilakukan melalui taktik serangan darat dan udara, untuk mengamankan lokasi didahului dengan penembakan musuh oleh Penembak Jitu (Sniper) Yonif Raider 613/RJA dengan jarak tembak 617 Meter menggunakan Senjata Sniper jenis SPR Produksi Pindad,” demikian paparan Komandan Brigadir Infantri 24/Bc, Kolonel Inf Willy Brodus Yos Rohadi, pada simulasi lanjutan kegiatan Latihan bersama INDOMALPHI Middle Exercise 2019 di Juata Kerikil, Tarakan, Senin (5/8/2019).
Pangdam VI/Mulawarman, Mayjen TNI Subiyanto, beserta rombongan yang meninjau langsung jalanya latihan, mengatakan, Kegiatan Latihan digelar dalam rangka menguatkan kerja sama ketiga negara guna mengatasi masalah keamanan di wilayah Perbatasan khususnya yang menjadi perhatian bersama antara Indonesia, Malaysia dan Philipina. ketiga Negara sadar memiliki musuh bersama dengan banyaknya kejadian yang sering terjadi, seperti terorisme, kasus penculikan, perampokan, pembajakan, penyelundupan dan lainya.
“latihan ini merupakan kerjasama antara Tiga Menteri Pertahanan tiga Negara untuk bersama – sama melaksanakan latihan. Latihan ini juga mendapatkan perhatian dari pengamat tidak hanya dari ke Tiga Negara namun juga dari Negara lain seperti Brunei Darussalam dan Singapura untuk melihat latihan ini,’’ ungkapnya.
Lanjut Mayjen TNI Subiyanto Mengatakan Latihan bersama Tiga Negara Indonesia, Malaysia, Philipina Yang Sedang berlangsung di Tarakan merupakan Latihan Lanjutan untuk mengatasi permasalahan teroris di wilayah perbatasan.
“Latihan ini bertujuan untuk mendesain unsur gabungan kekuatan darat dari ketiga Negara, dan akan berlanjut untuk tempat masih belum bisa dipastikan, bisa di Malaysia, Philipina atau tetap di Indonesia, ‘’ ujarnya.
Selain itu, Pangdam VI/Mulawarman yang juga sekaligus sebagai Wakil Komandan Latihan, melakukan evaluasi tahap demi tahap, terhadap Jalannya Mekanisme Latihan dilapangan. Bertujuan untuk kesempurnaan latihan bersama lanjutan, yang puncaknya akan digelar pada 7-8 Agustus 2019.
“Semoga dengan adanya latihan bersama ini, kerjsama tiga negara, Indonesia, Malaysia , Philipina bisa terus berlanjut karena persoalan keamanan perbatasan merupakan tanggungjawab kita bersama,” Tutup Mayjen Subiyanto Mengakhiri. (App)