Cerahnews.com, Tarakan – Menyikapi aksi teror bom bunuh diri menjelang bulan suci Ramadan yang terjadi di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur, Ketua Majelis Ulama Indonesia provinsi Kalimantan Utara (MUI Kaltara) KH. Zainuddin Dalila angkat bicara.
Momentum bulan Ramadan, menurutnya merupakan bulan puasa dan berbondong-bondongnya umat Islam beribadah di masjid masjid. Penceramah disetiap masjid selama Ramadan sudah disusun oleh Kementerian Agama setempat.
“Mubalig yang ceramah di masjid masjid selama bulan Ramadan, sampaikanlah ceramah yang menyejukkan dan membawa rahmat,” tutur KH. Zainuddin Dalila saat ditemui dikediamannya, Rabu (16/5).
Ia menambahkan, mubalig harus arif dalam menyampaikan dakwah sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
“Dakwah yang disampaikan jangan lagi membahas hal hal yang dapat menimbulkan pertentangan antar umat,” pesan Ketua MUI Kaltara yang akrab disapa Pak Kiai.
“Jika ada mubalig menyampaikan dakwah yang menimbulkan perpecahan dan kebencian maka pengurus masjid harus laporkan dan tidak memberikan peluang untuk kedua kalinya,” imbaunya.
Ia mengingatkan, teror bukan ajaran agama Islam maupun agama lainnya. Aksi bom bunuh diri bukan ibadah jihad.
“Indonesia ini negara damai, aksi teror itu murni dilakukan orang orang yang ingin memecah belah dan mengusik kedamaian kita. Jihad yang sebenarnya adalah melawan hawa nafsu,” tutupnya. (dna).