Cerahnews.com, Jakarta – Istilah hoax tidak asing lagi, apalagi dikalangan warganet. Menurut ahli filologi Inggris, Robert Nares, hoax berasal dari kata “Hocus” yang berarti “untuk menipu”. Popularitas hoax makin melonjak seiring penggunaan media sosial makin meningkat dan kerap kali beredar informasi yang tidak jelas dengan tujuan negatif.
Berbeda halnya yang disampaikan oleh Kepala BSSN usai dilantik di Istana Negara (3/1/2018) lalu. Menurut dia, hoax itu perlu dilihat dulu, karena ada yang positif dan ada yang negatif. Dalam wawancara usai pelantikan, ia ditanya tentang bagaimana pengaruh BSSN menghalau penyebaran hoax, Djoko Setiadi berpendapat bahwa revitalisasi BSSN sangat berpengaruh dalam menangani permasalahan hoax.
“Sangat berpengaruh. Tentu hoax ini kita lihat, ada yang positif dan negatif. Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa indonesia ini, mari, sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja, tapi jangan terlalu memproteslah, menjelek-jelekanlah, ujaran-ujaran tak pantas, saya rasa bisa pelan-pelan dikurangi.” jelasnya.
Pernyataan mantan Kepala Lemsaneg 2011-2017 itu menuai pro dan kontra dari barbagai kalangan. Tagar hoax membangun pun menjadi trending topik di twitter (3/1).
Hingga berita ini dirilis, Djoko Setiadi telah menyampaikan klarifikasi sekaligus permohonan maaf kepada masyarakat luas terkait pernyataannya yang telah membuat masyarakat bingung. “Itu hanya sebuah genik saya, gaya. Saya ingin mengetahui kepekaan kawan-kawan terhadap kalimat ini. Ternyata pekanya luar biasa, saya bangga. Tapi tanggapannya terlalu serius. Pancingan saya mantap,” kata Djoko dalam klarifikasinya (3/1/2018) di Jakarta. (arh)