Oleh: Nardi Maruapey
Virus Corona atau Covid-19 yang berawal dari Wuhan, China ini telah menyebar ke beberapa negara termasuk Indonesia.
Sejak keberadaannya diketahui telah menyebar, ada beberapa kerugian yang tentu menjadi keresahan bagi semua orang. Mulai dari masyarakat biasa sampai pejabat negara merasa resah dan gelisah akibat virus atau wabah berstatus pandemi itu.
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja.
Sejak kemunculannya di Indonesia, ada dua hal merugikan, yakni merugikan negara dalam bidang perekonomian dan meresahkan masyarakat akan bahaya Covid-19 yang bisa berujung pada kematian.
Mengutip dari Katadata.co.id (Minggu, 8/3/2020), lembaga pemeringkat Moody’s menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari 4,9% menjadi 4,8%. Virus corona menjadi pemicu penurunan tersebut karena menyebabkan perlambatan aktivitas ekonomi secara global.
“Risiko resesi global telah meningkat. Semakin lama wabah ini terjadi akan mempengaruhi kegiatan ekonomi, permintaan terganggu dan mengarah ke resesi,” demikian tertulis dalam laporan Moody’s Investors Service berjudul Global Macro Outlook 2020-21, Jumat (6/3).
Sementara, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira memproyeksi, ekonomi Indonesia berpotensi kehilangan Rp 127 triliun seiring dengan prospek pertumbuhan yang kian tertekan.
Sedangkan untuk yang kedua, dikutip dari JawaPos.com bahwa tercatat data terkini pasien virus corona di Indonesia yang berasal dari 28 Provinsi yang terspesimen sebanyak 1.293 orang dengan berbagai status. Diantaranya, positif sebanyak 117, cek ulang sebanyak 9, meninggal sebanyak 5, negatif sebanyak 1.167, dan sembuh sebanyak 8 orang (sumber: Kemenkes RI). Dan saya diprediksi korban Covid-19 di Indonesia pasti akan bertambah lagi.
Mengenai Covid-19 ini, kabar buruk yang mengagetkan sekaligus memprihatinkan datang dari Istana Negara saat pengumuman secara resmi disampaikan oleh Sekretaris Negara Pratikno, di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Sabtu 14 Maret 2020 bahwa Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi dinyatakan terjangkit virus corona. Menhub merupakan salah satu dari 117 orang yang sudah positif terkena Covid-19.
Setelah Menhub dinyatakan positif terjangkit Covid-19, apakah selanjutnya akan tertular ke menteri-menteri yang lain. Atau selanjutnya ke Presiden? Bisa saja itu terjadi. Sebab dengan berbagai pertimbangan yang ada bahwa sebelum dinyatakan positif terjangkit Covid-19, Menhub sudah berinteraksi dengan siapa saja termasuk menteri-menteri dan Presiden.
Melihat aktivitas keduanya yakni Menhub dan Presiden, bahwa terakhir Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas percepatan penyelesaian permasalahan pertanahan Sumatera Utara di Kantor Kepresidenan pada 11 Maret 2020. Dalam rapat itu, Menhub Budi Karya ikut hadir.
Kehadiran Menhub Budi Karya dalam rapat tersebut dikait – kaitkan dengan statusnya positif virus corona. Betapa tidak, saat itu Menhub Budi Karya sudah mengalami kondisi tubuh yang tidak sehat. Gejala yang dialaminya mengarah pada ciri-ciri virus corona.
Apalagi, David Veesler, seorang ahli virus dari University of Washington di Seattle, Amerika Serikat menjelaskan bahwa virus korona baru atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang memicu Covid-19 menyebar jauh lebih mudah dari pada yang menyebabkan sindrom pernapasan akut parah atau SARS (juga virus korona).
World Health Organization (WHO) juga melalui keterangan tertulisnya mengatakan penularan Covid-19 serupa dengan penularan flu. Virus corona ini bisa menular ketika seseorang yang menderita Covid-19 batuk atau menghembuskan napas dan mereka melepaskan tetesan cairan yang terinfeksi.
Kebanyakan tetesan ini jatuh pada permukaan dan benda di dekatnya seperti meja, meja, atau telepon.
Orang yang sehat bisa terinfeksi Covid-19 dengan menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.
Menurut WHO, jika mereka berdiri dalam jarak 1 atau 2 meter dari seseorang dengan Covid-19, mereka berpotensi besar dapat terinfeksi virus tersebut. Oleh sebab itu, para Menteri-Presiden mesti tetap ikhtiar dan ekstra hati-hati dalam menjaga kondisi dan kesehatan dalam menjalankan tugas kenegaraan.
Dalam lingkup masyarakat, untuk menghindari Covid-19 agar tidak tertular kepada kita yang belum terjangkit adalah penting mengetahui tanda dan gejalanya. Ini juga menandakan bahwa negara (pemerintah) harus bekerja keras dalam menghadapi bahaya yang sedang mengancam kesehatan masyarakat Indonesia. Jadikan virus corona sebagai musuh bersama yang mesti dihadapi juga secara bersama.