Disebutkan oleh Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie, pembangkit tenaga gas tersebut, di antaranya yang sudah dibangun, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Gunung Belah di Kota Tarakan dengan kapasitas 36 Megawatt (MW) yang terealisasi pada periode 2017/2018. Lalu, PLTMG Malinau 6 MW pada 2017. Adapula Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Malinau 6 MW yang terdata terealisasi pada 2018, PLTU Tanjung Selor 14 MW dan PLTMG Tanjung Selor 15 MW pada 2018. Selanjutnya, PLTMG Nunukan-2 10 MW yang tercatat terealisasi di 2018.
Sementara yang masih berproses, adalah PLTU MT Kaltimra 2 x 200 MW yang ditarget terealisasi pada 2023/2024, PLTMG Kota Tarakan 40 MW pada 2019, PLTMG Nunukan-3 15 MW pada 2020, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kaltara-1 276 MW pada 2025 dan PLTA Kaltara-2 300 MW pada 2024.
Ketersediaan sumber daya energi gas, batubara juga energi alternatif lainnya yang cukup melimpah di Kaltara, dinilai Gubernur sangat membantu percepatan pembangunan di wilayah ini. “Listrik pastinya akan lebih andal, juga lebih rumah. Ketimbang menggunakan energi fosil, yang tidak ramah lingkungan dan biaya yang ditimbulkan, baik dari sisi operasional maupun konsumen cukup tinggi,” jelas Irianto.
Kedepan, pemakaian sumber daya gas bumi cukup meningkat, sejurus dengan sejumlah rencana pembangunan pembangkit listrik bertenaga gas. Salah satu sumber pasokan gas yang akan digunakan, berlokasi di Seimenggaris, Kabupaten Nunukan. “Di lokasi itu, gas yang ada saat ini belum termanfaatkan dengan baik. Kebanyakan dibakar, karena dianggap gas buangan. Padahal potensinya sangat besar,” tutur Irianto.
Adapun sumber pasokan gas yang eksisting digunakan saat ini, berasal dari Pulau Bunyu. Diungkapkan Gubernur, dari data PT Pertamina EP Aset V, untuk kepentingan PLTMG Gunung Belah yang dikelola PT PLN Tarakan, jumlah pemakaian gas pada Desember 2018 mencapai 103.8832 MMSCF. Sementara untuk Jargas Bunyu, tingkat pemakaian pada Desember 2018 sebesar 2.9988 MMSCF.
Selain untuk pembangkit listrik, ketersediaan gas bumi yang cukup melimpah di wilayah Kaltara, juga dimanfaatkan untuk proyek infrastruktur lainnya. Di antaranya, untuk gas rumah tangga. Dikatakan Gubernur, berdasarkan paparan pihak Kementerian ESDM baru-baru ini diketahui bahwa ada dua daerah yang telah memanfaatkan gas sebagai sumber daya energi untuk kebutuhan rumah tangga. Yakni, Kota Tarakan dan Kecamatan Bunyu, Kabupaten Bulungan.
“Keberadaan jaringan gas (Jargas) ini cukup meringankan beban masyarakat, utamanya dari kalangan menengah ke bawah. Lantaran, biaya untuk bahan bakar lebih murah dibandingkan menggunakan minyak tanah,” urai Gubernur.
Dari catatan BPH Migas, pada 2018 jumlah sambungan rumah (SR) Jargas penugasan hingga 2018, untuk Kota Tarakan sebanyak 4.695 SR. Sementara di Kecamatan Bunyu, 3.300 SR. Sebagai informasi, menurut data Kementerian ESDM, jumlah lifting gas Kaltara pada 2017 tercatat sebesar 614 MMBTU.(humas)