“Pengalaman mengajarkan banyak hal. Itulah yang memotori 3 pelajar SMA Negeri 1 Tarakan ini untuk mengubah pengalaman menjadi ide untuk karya ilmiah nan bermanfaat bagi masyarakat. Prestasi pun menjadi bonus dari rasa penasaran mereka tersebut”
– Anggrino Gilang Verlando, Humas Kaltara
TAHUN lalu menjadi tahun gemilang bagi Ari Pardomuan Manurung, Henry Hoyono dan Novita Aida Dahlia. Mereka bertiga berhasil menorehkan prestasi internasional pada ajang yang diikuti. Ari dan Henry meraih medali emas pada ajang International Science Project Olympiad (ISPO) Tahun 2018 di Bucharest, Rumania, untuk kategori programming. Sementara Novita, peraih medali perak ISPO 2018 bidang biologi bersama rekannya, Andrew Januar Willyanto. Novitas juga mewakili Indonesia pada ajang Genius Olympiad pada Juni tahun lalu di New York, Amerika Serikat.
Prestasi itu dilahirkan dari buah pemikiran mereka atas pengalaman sehari-hari. Ari dan Henry misalnya, mengaku membuat aplikasi Traion-Spot berdasarkan pengalaman pribadi. “Kami merasa selama ini masih kurang informasi mengenai titik rawan kecelakaan, serta angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas. Dari itu, kami sepakat untuk membuat layanan aplikasi Traion–Spot. Aplikasi ini, kami nilai mampu menjadi solusi bagi masyarakat dalam rangka meminimalisir angka kecelakaan, dan angka pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas, serta memberikan banyak manfaat bagi masyarakat,” ujar Ari.
2 bulan mengutak-atik komputer dan teknologi lainnya, aplikasi Traion-Spot pun tercipta. “Di aplikasi ini dapat memvisualisasikan titik rawan kecelakaan pada pengguna aplikasi, membuat laporan tentang pelanggaran lalu lintas yang berbuah keuntungan bagi pelapor dalam fitur Train-E Report, dan pengguna juga dapat belajar segala hal yang berkaitan tentang rambu-rambu, peraturan, dan undang-undang lalu lintas dalam fitur Train-Traffic Education,” ucap Henry melengkapi.
Tak jauh berbeda, Novita juga memulai eksperimennya berdasarkan pengalaman pribadinya. “Di Tarakan ini, banyak pesisir pantainya. Disitu juga tumbuh pohon Bakau dengan buah Perepat-nya. Dari banyak jurnal ilmiah yang saya baca, buah Perepat ini ternyata mengandung senyawa kimia yang mampu mengendalikan serangan Rayap Tanah,” ujar Novita.
Nah, mulailah otaknya berpikir untuk melakukan berbagai eksperimen. 2 bulan melakukan ujicoba, Novita sampai pada kesimpulan bahwa buah Perepat memang mampu mengendalikan serangan Rayap Tanah yang biasanya menyerang kayu. “Hasilnya memang cukup memuaskan, serangan Rayap Tanah mampu dikendalikan dan cenderung jauh berkurang setelah kayu diberi zat ekstraktif buah Perepat,” jelasnya. Adapun judul riset Novita, yakni pengaruh zat ekstraktif buah Perepat Bakau (Sonneratia alba smith) sebagai anti rayap alami terhadap Rayap Tanah (Coptotermes curvinagtus holmgren) dalam upaya pengendalian serangan rayap.(bersambung)