Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie hadir dalam pertemuan yang dilangsungkan di ruang kerja Moeldoko di kompleks Istana Negara Jakarta itu.
Turut hadir mendampingi Gubernur, Bupati Bulungan, H Sujati, SH, Direktur Krimsus Polda Kaltara Kombes Pol. Helmi Kwarta Kusuma Putra dan Presiden Direktur PT Kayan Hydro Energi (KHE), Chandra Lee.
Gubernur mengatakan, sesuai penjelasan Moeldoko dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menugaskan Kantor Staf Presiden untuk mengkoordinasikan, memonitor, mengendalikan pelaksanaan investasi proyek-proyek strategis nasional. Termasuk Proyek PLTA Sungai Kayan, yang pada tahap I direncanakan dimulai pembangunan konstruksi bendungannya pada Mei nanti.
Dijelaskan, PLTA tahap pertama yang segera dimulai pembangunnya, akan menghasilkan listrik 900 Megawatt (MW). Selanjutnya secara keseluruhan, dari 5 bendungan yang dibangun akan menghasilkan listrik 9000 MW. Dengan perkiraan nilai investasi keseluruhan Rp 250 – Rp 300 triliun.
“Tadi disampaikan juga oleh beliau (Moeldoko), pada akhir bulan Maret 2019 ini, pihak investor (PT KHE) dan pihak kontraktor pelaksana (Power China Corp.), dengan difasilitasi KSP dan Pemprov Kaltara akan mengadakan konferensi pers, untuk menjelaskan kepada publik melalui media pers terkait rencana konstruksi dan rencana realisasi investasi PLTA di Kaltara ini,” ungkap Gubernur.
Hal lain yang dibahas dalam pertemuan itu, lanjutnya, adalah hal-hal teknis hingga sosial kemasyarakatan, yang berkaitan dengan PLTA yang bakal dibangun. “Pada intinya, Presiden melalui KSP terus memantau. Presiden juga berharap PLTA yang akan menjadi penopang utama KIPI bisa selesai sesuai target,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pada Oktober tahun lalu telah dilakukan perjanjian kontrak antara PT Kayan Hydro Energi (KHE) dengan Powerchina International Group Limited, perusahaan BUMN dari China. Perjanjian terkait kerjasama untuk pembangunan PLTA Kayan itu juga dilakukan di Kantor KSP dan disaksikan oleh Moeldoko dan Gubernur Kaltara.
Dikatakan Irianto, selain pembangunan bendungan PLTA, Powerchina, sebagai salah satu perusahaan BUMN di China juga akan berminat berinvestasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI).
“Sesuai bidangnya, mereka akan berinvestasi sektor listrik. Untuk pengalaman atau track record perusahaan ini, tidak diragukan. Hampir seluruh PLTA di China merupakan hasil dari mereka. Termasuk Three Gorges yang merupakan bendungan terbesar di China. Bahkan juga telah dibangun beberapa bendungan di negara lain,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur berharap dukungan dan doa, utamanya dari seluruh masyarakat Kaltara. Dengan harapan semoga pembangunan PLTA yang memang sudah lama diimpikan ini bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat besar untuk Kaltara ke depan. “Semua ini tidak akan berjalan dengan lancar, tanpa ada dukungan dari masyarakat. Terpenting juga, masyarakat saya harapkan jangan mudah terpancing provokasi yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab,” ujarnya.
“Kita semua patut bersyukur. Karena keinginan kita bersama untuk membangun PLTA yang akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara ini, insya Allah akan segera terwujud,” lanjutnya.
Ditegaskan Gubernur, pembangunan PLTA ini, pada dasarnya adalah untuk kepentingan masyarakat juga, untuk kesejahteraan masyarakat. Jika nantinya selesai dibangun, yang akan menikmati adalah masyarakat. “Kalau listrik sudah ada, investasi jalan. Otomatis tenaga kerja terserap, ekonomi masyarakat tumbuh, dan akhirnya kesejahteraan masyarakat yang didapat,” kata Irianto lagi.
Tak hanya itu, imbuhnya, pembangunan PLTA ini juga dapat meningkatkan perekonomian di sekitar. Pada lokasi PLTA yang ditargetkan akan selesai pembangunannya dalam waktu 5 tahun ini, sebutnya, akan dijadikan sebagai sebuah kota kecil baru. Di kawasan ini, nantinya akan dilengkapi berbagai sarana, seperti pasar, hotel, rumah sakit dan sarana publik lainnya. (humas)