JAKARTA – Komisaris Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) Arief Rosyid Hasan menggelar syukuran milad 36 tahun di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al-Azhar, pada Selasa (27/9/2022). Acara diawali dengan santunan kepada anak yatim dari Panti Asuhan Khairunnisa.
Pada syukuran ini, Ketua Umum PB HMI 2013-2015 ini juga meluncurkan empat buku yang berisi pengamatan, pengalaman, dan gagasannya. Empat buku tersebut berjudul Inisiatif Ekonomi Masjid, Merangkul Bangsa, Komitmen untuk Ekonomi Syariah, serta Masjid dan Ekonomi Umat.
Di hadapan tamu undangan yang juga terdiri dari 140 komunitas anak muda, Arief mengatakan, “Hari ini saya syukuran di masjid, karena saya memang besar di masjid. saya mohon doa, 36 tahun masih belum apa-apa yang kita lakukan, inshaAllah perjalanan masih terus ada. Lebih dari 40 kolaborasi, dari beragam latar belakang, berbagai rumah ibadah, ada nafas anak muda di sana. Mudah-mudahan selalu ada kesempatan kolaborasi, kita berjamaah untuk Indonesia Maju.”
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Prof. Asep Saepuddin memuji kiprah Arief. “Saya datang ke acara ini karena Bang Arief ini penulis yang hadir dari pergerakan. Adik-adik di organisasi, baik di HMI, PMII, dan sebagainya, jadikanlah Arief sebagai salah satu role model,” ungkapnya.
Usai pemotongan tumpeng, Arief mendaulat beberapa narasumber dan penanggap untuk mendiskusikan keempat bukunya. Mereka adalah Komisaris Utama Bank Muamalat dan Sekjen MES Iggi Achsien, Ketua YAHMI Dr. Berliana Kartakusuma, CEO Tribun Network Dahlan Dahi, dan Ketum AMSI Wens Manggut.
Iggi Achsien membuka bedah buku dengan memberi ilustrasi tentang adab imam dan makmum dalam salat. “Nah, sebagai jamaah, selain tidak boleh mendahului imam, juga tidak boleh mengoreksi bacaan imam ketika sedang baca, kecuali salah. Ini bukan aturan khusus untuk yang muda. Ketika baru belajar mengaji, jangan hanya fokus kepada salahnya saja,” ungkap Iggi.
Sementara, Dr. Berliana yang juga seorang akademisi mengaku salut dengan produktivitas Arief dalam menulis. “Saya doakan beliau terus berkarya. Beliau adalah bukti nyata dalam mencintai ilmu pengetahuan, karena telah ikut mencatatkan dan menyebarkan ilmu dan pengalamannya kepada masyarakat. Saya juga salut dengan inisiatif dan kepemimpinan Arief untuk memajukan adik-adiknya melalui tagline ‘berjamaah’ tadi.”
Penanggap pertama, Dahlan Dahi menyatakan dukungannya terhadap gagasan Arief untuk berjamaah dalam memajukan ekonomi dan kolaborasi berbasis masjid. “10 orang tiap masjid, berarti akan ada delapan juta orang. Jika diberikan akses pada tokoh hebat, ulama yang tangguh, maka lewat masjid, kita bisa memangkas jarak dan waktu untuk mengakses ilmu pengetahuan untuk seluruh umat manusia,” ungkapnya.
Dukungan tentang kolaborasi juga disampaikan Wens Manggut. COO Kapanlagi Youniverse ini mengatakan, “Saya kira judul ‘berjamaah untuk ekonomi syariah’ ini bukan sekadar judul ultah. Lebih dari itu, gagasan ini adalah hasil pengamatan, pendengaran, keliling ratusan kota dan 40 inisiatif kolaborasi yang telah dilakukan (oleh Arief -red).”
Sebagai penutup, kolega Arief di BSI, yakni Direktur Retail Banking BSI Ngatari menyatakan, “Jumlah masjid di Indonesia kurang lebih 800 ribu, namun market share kita kalah jauh dari Malaysia. Padahal kita masih punya potensi lain seperti pesantren dan sekolah Islam. Jadi alangkah banyaknya dana yang bisa kita putar jika kita kolaborasi. Kita berjamaah, dibantu oleh Arief untuk menggarap itu semua,” jelasnya.(App/Ist)