Cerahnews.com, Tanjung Selor – Proyeksi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara (Kaltara) tahun 2017 diperkirakan capai level 6,30 – 6,70 persen secara year on year (y-on-y), demikian Kajian Ekonomi Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Kalimantan Utara, November 2017 oleh KPw Bank Indonesia Kaltara.
Dikutip dari humas.kaltaraprov, Selasa (27/03), Proyeksi tersebut selaras terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltara tahun 2017 yakni 6,59 persen. Ada peningkatan dibanding capaian tahun 2016 yakni 3,75 persen.
Menurut Irianto, pertumbuhan tersebut dari sisi produksi, dicapai oleh lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 12,99 persen. Sedangkan dari sisi pengeluaran komponen net ekspor antar daerah tumbuh sebesar 22,60 persen, papar Gubernur Kaltara saat menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPj) Pemprov Kaltara 2017 dirapat paripurna ke 8 tahun 2018 di DPRD Kaltara, Senin (26/03/2018).
“Peningkatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kaltara memberi dampak posistif bagi pengurangan jumlah penduduk miskin sebesar 0,26 persen atau 910 orang. Jumlah penduduk miskin tahun 2016 sebanyak 49.470 orang atau 7,22 persen, kemudian ditahun 2017 turun menjadi 48.560 orang atau 6,96 persen”, lanjutnya.
Untuk diketahui, tumbuhnya perekonomian Kaltara berbanding lurus dengan turunnya angka inflasi di provinsi termuda ini. Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim-Kaltara pada triwulan IV 2017, secara (y-on-y), mengatakan inflasi Provinsi Kaltara merupakan inflasi terendah dari semua provinsi di Pulau Kalimantan yakni 4,39 persen ditahun 2016 menjadi 3,61 persen ditahun 2017.
“Demikian juga inflasi, turun dari 2016 menjadi 3,61 persen ditahun 2017. Ini inflasi paling rendah dari provinsi se Pulau Kalimantan. Bahkan data BPS Kaltim-Kaltara menguatkan bahwa pertumbuhan ekonomi Kaltara bisa mencapai 7,04 persen, jauh diatas pertumbuhan ekonomi nasional”, ujarnya.
Menurut pengamatannya, penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi pada triwulan IV 2017 secara y-on-y sebesar 16,95 persen. Diikuti oleh lapangan usaha transportasi dan pergudangan yang tumbuh sebesar 11,03 persen, dan lapangan usaha pengadaan listrik dan gas yang tumbuh sebesar 10,19 persen.
Irianto melanjutkan, sumber pertumbuhan ekonomi Kaltara pada Triwulan IV 2017 secara y-on-y, ternyata sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan andil sebesar 1,55 persen, disusul lapangan usaha konstruksi dengan andil sebesar 1,01 persen, dan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan dengan andil sebesar 0,96 persen.
Terkait analisa faktor pembentuk pertumbuhan di 2017 sendiri, kata Irianto, terdiri dari penguatan ekonomi global yang berimplikasi terhadap meningkatnya intensitas perdagangan dunia.
Di sektor daerah, keadaan tersebut digambarkan melalui peningkatan beberapa output produk industri di Kaltara. Sebagai provinsi yang memiliki cadangan energi batu bara, perbaikan harga dunia komoditas tersebut, terbukti menjadi salah satu motor penggerak utama di atas sumbangsih pertanian dan kehutanan. Disisi lain, faktor tahunan dalam bentuk momen libur hari raya dan sekolah juga membantu menggerakkan kinerja transportasi dan komunikasi.
“Adanya pejabat penting negara dari mulai Menteri, Kapolri hingga Presiden yang datang ke Kaltara, juga memiliki pengaruh dalam menempatkan pertumbuhan ekonomi lebih baik dari tahun sebelumnya,” kata Irianto.
Gubernur mengaku cukup puas, karena dapat mencapai target sesuai Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) Tahun 2017. Menurutnya, capaian tersebut memperkuat optimisme pertumbuhan di 2018. Gubernur mengingatkan bahwa pada 2018 diagendakan arah pembangunan infrastruktur yang berfungsi dalam mendukung sektor perekonomian.
“Secara resmi berarti pertumbuhan ekonomi kita terbukti bisa bertahan hingga triwulan akhir kemarin. Tentu hal ini membuat seluruh pelaku ekonomi bisa lebih optimis di tahun 2018. Apalagi pembangunan infrastruktur memang sangat diprioritaskan. Jadi seluruh kegiatan ekonomi kita bisa berputar lebih cepat lagi,” tutupnya. (dna).